Hai!
Sejujurnya..
Perlu tarikan nafas yang cukup dalam untuk menuliskan ini.
iya.. apalagi kalau bukan kisahku yang begitu hambar.
Jujur, aku ingin sekali menjadi bagian dari mereka yang
memiliki kupu-kupu di rongga dadanya. Bahkan aku mau menjadi mereka yang sedang
dipatahkan hatinya.
Sungguh aku selalu dibuat kebingungan dengan diriku sendiri.
Perasaan macam apa ini?
Dari banyak nama rasa yang sudah ditemukan oleh beberapa
ahli, tak ada satupun yang aku.
Terkadang aku iri dengan Anna, seorang teman yang kisahnya hampir
sama denganku. Tapi bedanya dia memiliki seseorang yang dapat membuatnya
menunggu, berdoa dengan sesekali menyebutkan sebuah nama, dan menulis cerita cinta
meskipun seringkali tak nyata.
Setidaknya hatinya ramai.
Selain itu aku juga memikirkan nilam, memang dia sering
tidak serius dalam menjalin hubungan. Umm, maksudku dia cukup santai. Sifatnya yang
sangat humble membuat dia banyak bertemu dengan orang yang menambah bahan dia
cerita denganku saat malam menginap di kosan. Yang ia cerita selalu tak hanya
satu lelaki, tapi cukup banyak. Bukan membuatnya sibuk untuk pusing memilih,
tapi semakin pasrah pada siapa ceritanya akan berumah.
Apalagi saat aku membandingkan hidupku dengan Vanny. Teman yang
baru ku kenal saat kuliah sama seperti Nilam, yang awalnya aku cukup minder
mengajukan tanganku kepadanya namun akhirnya kita berteman cukup baik semenjak
dipertemukan pada satu hobi dan UKM kampus.
Masa muda yang aku idamkan cukup dekat dengan yang Vanny
jalani. Memiliki pacar keren yang jago foto dan berpenampilan menarik sehingga
aku akan sering memamerkan kencan kita pada seluruh sosial media.
Hahahahaha sangat tidak sehat dan tidak penting jika hanya
itu yang aku tujukan.
Tidak ada yang menyangka ternyata kisah cintanya Vanny juga cukup
rumit, beberapa kali dilanda putus nyambung yang pernah suatu ketika diramalkan
tidak akan nyambung kembali, tapi.. ya sekarang nyambung lagi sih..
Itu cukup mending sepertinya, daripada aku.
Ya jelaslah ngapain juga mbandinginnya ke aku.
Aku bahkan tidak bisa menangis saat mendengarkan lagu sedih.
Aku bahkan tidak bisa membayangkan kisah seperti apa saat
aku mendengarkan lagu bahagia.
Sungguh kebingungan.
Hahaha pernah beberapa kali aku mencoba cara-cara instan
seperti menginstall aplikasi kencan, sampai mengikuti tagar pencarian jodoh di
twitter (eits itu cuma sekali kok dan malu banget kayak nggak mau lagi).
Aku saja tidak menyangka, dengan yang kulakukan ini membuatku beberapa kali bertemu orang asing, bahkan sempat ada yang menyerahkan
hatinya padaku, dan, itu, sungguh, cepat, sekali……
Meskipun aku sempat lumayan bahagia, tapi otakku selalu
mengucapkan kata-kata keraguan dan memberitahu ini tidak benar jika
dilanjutkan, dan untung saja otakku lebih menang dan aku pikir memang iya, lalu
aku menyetujui, dan.. berakhir.
Aku pikir, aku tak cukup beruntung, oh mungkin belum
beruntung untuk bertemu seseorang yang “iya banget” dari jalan pintasku ini.
Tapi ya nggakpapa juga sih, karena sempat kepikiran kalau iya
aku ketemu jodohku disini aku mungkin kebingungan menjelaskannya pada bapak
ibuku dari mana kita bisa saling mengenal?
Ah, itu hanya berjalan singkat saja sih dan kembali lagi aku
keperasaan hambar seperti biasanya, seperti sekarang ini, yang aku nggak tau
sampai kapan berakhirnya.
Semoga segera..
Karena sudah sangat ingin dan butuh kawan bertumbuh, aku lelah
tumbuh sendirian. Meskipun memberikan tanggungjawab pada orang lain itu salah,
tapi aku sungguh sangat ingin segera..
Haha, egois :D
Komentar
Posting Komentar